Search
Close this search box.

Tak Hanya Akademik, Dua Mahasiswi Ini Lulus Sarjana Farmasi Sekaligus Hafidzah Alquran

Tak Hanya Akademik, Dua Mahasiswi Ini Lulus Sarjana Farmasi Sekaligus Hafidzah Alquran

Tak Hanya Akademik, Dua Mahasiswi Ini Lulus Sarjana Farmasi Sekaligus Hafidzah Alquran

Tak Hanya Akademik, Dua Mahasiswi Ini Lulus Sarjana Farmasi Sekaligus Hafidzah Alquran

Jumat (04/02/2022), untuk pertama kalinya di tahun 2022 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sukses menyelenggarakan Yudisium dan Pengucapan Janji Dokter Muda di Gedung Ibnu Thufail Kampus III FKIK UIN Malang. Yudisium ini diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat dan dihadiri oleh jajaran petinggi fakultas dan lulusan dari 2 program studi, farmasi dan Pendidikan dokter.

Untuk pertama kalinya, yudisium FKIK UIN Malang mengapresiasi para mahasiswa yang memiliki prestasi di bidang non akademik yaitu tahfizhul quran. Mutia Tazkya (Farmasi Angkatan 2018) dan Humaira Ramzi (Farmasi Angkatan 2018) adalah mahasiswi yang mendapat apresiasi tersebut. Keduanya sama sama mendapat predikat tahfizhul quran 30 Juz dalam yudisium kali ini.

Dua hafizah ini mengaku telah menghafal 30 juz sebelum mereka menjadi mahasiswa di FKIK UIN Malang ini. Mutia mengatakan telah menghafal Al Quran sejak duduk di bangku MTs di salah satu pondok pesantren di Sumatra Selatan. Dia berkata bahwa dia juga pernah mendapatkan beasiswa PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi) dari Kemenag RI berkat bakatnya dalam Tahfidzhul Quran ini. Sedangkan Humaira memulai menghafal sejak setelah dia lulus dari bangku SMA dan mengikuti salah satu program hafalan cepat di Jawa Tengah. “Sehingga ketika masuk di UIN ini, saya hanya muraja’ah dan mengulang hafalan saya saja”, ujar Humaira.

Humaira dan Mutia, Mahasiswa Berprestasi Non Akademik FKIK pada Yudisium Periode 1 tahun 2022

Mereka berdua juga mengaku sangat terbantu dengan adanya salah satu program yang terdapat di UIN Malang, yaitu Hai’ah Tahfidz Quran atau biasanya disingkat HTQ. “Program ini sangat bagus sekali. Hafalan dapat disetorkan langsung kepada para ustadz dan ustadzah yang berwenang menyimak hafalan. Setahun sekali juga mengadakan wisuda tahfidz”, ujar Mutia.

Setelah lulus dari mahad, keduanya melanjutkan program di pondok pesantren lainnya. Mutia di pondok pesantren Tahfidz Nurul Furqon Wetan Pasar Besar Malang dan Humaira di asrama tahfidz di daerah Dau sehingga selama masa kuliah mereka tetap dapat istiqomah melakukan muraja’ah dan setorannya masing masing.

Semoga kisah keduanya dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk selalu dekat dengan Al-Quran dan dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

(Kontributor : M. Irsyadulibad Farmasi 2020 ; Editor : Fathia Humas FKIK)

Posts that may also interest you

Berita Lainnya

Pengumuman