Mahasiswa farmasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali membawa nama baik farmasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada perlombaan Karya Inovasi Produk Halal dan Ketahanan Pangan Event Olimpiade Agama Sains dan Riset (OASE) antar PTKI se-Indonesia. Ludy Wiji L mahasiswa Farmasi angkatan 2020, Masriyul Adim mahasiswa Farmasi angkatan 2018, dan Syifa Annaura mahasiswa Farmasi angkatan 2019 telah meraih juara 2 pada perlombaan Karya Inovasi Produk Halal dan Ketahanan Pangan Event Olimpiade Agama Sains dan Riset (OASE) antar PTKI se-Indonesia. Pada kali ini, mereka memenangkan lomba dengan karya yang berjudul “GEMASH” Emulgel Anti Skabies Halal (Inovasi Emulgel Minyak Mimba Anti Skabies Berbasic CMC-Na Limbah Ampas Tebu). Lomba OASE ini terdiri dari beberapa cabang, lalu mereka memilih tema “Karya Inovasi Produk Halal dan Ketahanan Pangan”. Perlombaan yang diadakan oleh PTKIN se-Indonesia ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan Mahasiswa S1 Farmasi di Seluruh Indonesia.
Berawal informasi lomba dari dosen, Ludy, Masriyul dan Syifa tertarik untuk mengikuti lomba tersebut. Setelah mereka berdiskusi, mereka memilih cabang lomba “Karya Inovasi Produk Halal dan Ketahanan Pangan”. Karena cabang lomba yang mereka pilih tentang produk halal, juga saat itu perlombaan dekat dengan hari Santri Nasional, jadi mereka mendapatkan ide untuk lomba tersebut yaitu “GEMASH” Emulgel Anti Skabies Halal (Inovasi Emulgel Minyak Mimba Anti Skabies Berbasic CMC-Na Limbah Ampas Tebu).
Skabies merupakan penyakit yang menyebabkan rasa gatal pada kulit akibat terdapatnya tungau yang menggalir ke dalam kulit. Penyakit ini dapat menular dan menyebar dengan cepat. Kebanyakan penyakit ini diderita oleh santri “Rata-rata santri banyak terkena penyakit skabies, sedangkan obat skabies yang beredar belum tersertifikasi halal” ujar Ludy. Berangkat dari hal tersebut tiga mahasiswa Farmasi UIN Malang membuat penelitian tentang “GEMASH” Emulgel Anti Skabies Halal (Inovasi Emulgel Minyak Mimba Anti Skabies Berbasis CMC-Na Limbah Ampas Tebu).
Ludy Wiji L bersama kedua rekan timnya yakni Masriyul Adim dan Syifa Annaura, membuat obat sediaan farmasi emulgel anti skabies halal menggunakan minyak mimba (Azadirachta indica A. Juss). Maknanya, dengan emulgel ini dapat mengurangi populasi tungau dan memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi CMC-Na 5% yang memiliki daya sebar dan viskositas optimum.
“Obat skabies yang mengandung bahan titik kritis halal, seperti dalam penggunaan gelatin sebagai basis gel, gliserin sebagai humektan, dll, ketika dikonsumsi akan berpengaruh pada keabsahan ibadah seorang muslim, terutama para santri yang terkena skabies” ujar Syifa. Oleh karena itu, kami mebuat sediaan farmasi emulgel anti skabies yang tidak mengandung bahan titik kritis halal juga alami. “Kita menggunakan bahan alam sebagai basis gelnya yang sekaligus juga dapat memberikan kontribusi pelestarian lingkungan” ujar Syifa lagi.
Bahan aktif yang berkhasiat dalam formulasi emulgel yakni minyak mimba terdapat berbagai senyawa, yakni senyawa nimbin, nimbidin, salanin dan meliantrol, berperan sebagai fungisida, virusida, bakterisida, juga akarida. Tidak hanya itu, formulasi juga ditambah dengan humektan (madu) yang dapat melembutkan dan melembabkan kulit serta mengurangi adanya lesi. Parafin cair, TEA, meti, carbomer, propil paraben, dan papermint oil juga telah dikendalikan pemilihannya agar formulasi tidak termasuk kritis halal dan juga aman sebagai obat topikal.
(Kontributor : Novia M / Editor : Fathia FR / Tim Humas FKIK UIN Malang)
Dokumentasi proses penelitian