Search
Close this search box.
[gtranslate]

Planar 2024: Bersatu Melawan ‘Silent Pandemic’ Resistensi Antimikrobial

Planar 2024: Bersatu Melawan ‘Silent Pandemic’ Resistensi Antimikrobial

Planar 2024: Bersatu Melawan ‘Silent Pandemic’ Resistensi Antimikrobial

Planar 2024: Bersatu Melawan ‘Silent Pandemic’ Resistensi Antimikrobial

 

Batu, 4 September 2024 – The 4th National Pharmacy Ulul Albab Conference & Seminar (Planar) yang merupakan acara tahunan dari Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang resmi digelar. Acara yang sudah memasuki tahun keempat ini mengusung tema “Silent Pandemic: Perlawanan Terhadap Resistensi Antimikrobial” dengan dihadiri lebih dari 250 peserta, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa dan diselenggarakan dengan dua mekanisme, yaitu luring di Kampus 2 UIN Malang dan daring melalui platform virtual. Pemilihan tema yang berkaitan dengan resistensi antimikrobial dilatarbelakangi oleh kondisi bakteri, virus, jamur, dan parasit yang mengalami resistensi terhadap obat-obatan pembunuh mereka. Fenomena tersebut menjadi ancaman serius bagi kesehatan global karena menyebabkan infeksi yang sulit diobati, meningkatkan durasi perawatan, serta biaya kesehatan.

 

Seminar yang berlangsung dalam tiga sesi tersebut diisi oleh tiga narasumber handal dari bidang farmasi, yaitu Prof. Dr. apt. Djoko Agus Purwanto, M. Si., apt. dra. Arofa Idha, M. Farm-Klin., FisQua., dan Dr. apt. Wirda Anggraini, S. Farm., M. Farm. Ketiga narasumber tersebut masing-masing menyampaikan materi tentang antibiotik herbal, mekanisme kerja antibiotik dan menkanisme resistensi antimikrobial, serta regulasi penanganan resistensi antimikrobial.

 

 

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Malang, Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati, P.W., M.Kes., Sp.Rad (K) yang ikut membuka acara Planar, dalam sesi wawancaranya, menyampaikan, “Acara tahunan seperti Planar ini harus terus berlanjut karena melibatkan banyak pihak mulai dari pembicaranya eksternal, lalu pesertanya sendiri tidak terbatas pada mahasiswa saja melainkan ada dosen dan tenaga pendidik lain seperti laboran. Harapannya, semua kalangan yang hadir pada acara tersebut memiliki kemampuan dan kompetensi yang sama”, jelas beliau.

 

 

Tanggapan selaras juga disampaikan oleh apt. Abdul Hakim, M.P.I, M.Farm., “Planar merupakan bagian dari program tahunan Program Studi Sarjanan Farmasi yang bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa dan bagian dari tanggung jawab untuk memberi ilmu kefarmasian kepada masyarakat luas, serta untuk melatih para dosen agar menjadi narasumber karena sejak kegiatan planar pertama setidaknya ada 1 dosen sebagai narasumber,” ujar apt. Abdul Hakim, M. Farm. yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi Sarjana Farmasi.

 

 

Sementara itu, Ketua Pelaksana 4th PLANAR, apt. Novia Maulina, M. Farm. menjelaskan tujuan diselenggarakannya acara Planar sebagai agenda tahunan Prodi Sarjana Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Malang . Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan fasilitas kepada para expertise sains dan kesehatan, untuk berbagi pengetahuan kepada para apoteker, ilmuwan sains dan praktisi kesehatan. Selain itu tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk mempromosikan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang Farmasi, Sains dan Ilmu Kesehatan, katanya. Dalam sambutannya, apt. Novia juga menegaskan bahwa resistensi antimikrobial bukanlah hal yang sepele tetapi merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi bersama.

 

Selain seminar, acara ini juga mencakup konferensi ilmiah yang dihadiri oleh peserta, baik secara luring maupun daring, untuk mempresentasikan hasil karya mereka. Usai konferensi, penghargaan kepada para presentator terbaik pun diberikan yang mencakup best oral online presentation dan best oral offline presentation. apt. Bakhtiar Rifai Pradita Ihsan, S. Farm., M. Farm., peraih The 1st Best Oral Offline Presentation mengangkat topik penelitian “Analisis Asam Retinoat Pada Produk Kosmetik Toner Ilegal Di Kota Malang”. Dalam sesi wawancaranya, peserta Oral Presentation yang juga menjabat sebagai dosen kimia farmasi di Universitas Brawijaya tersebut mengatakan bahwa motivasi mengangkat judul penelitian tersebut pada acara Planar ini adalah untuk menjamin kontrol kualitas dari keamanan pemakaian produk kosmetik di Kota Malang. “Penggunaan asam retinoat yang berlebihan pada produk kosmetik dapat menimbulkan efek teratogenesis dan karsinogenik”, tambahnya.

 

Sebenarnya, efek teratogenesis dan karsinogenik sendiri tidak berkaitan langsung dengan resistensi antimikroba tetapi dapat mempengaruhi pilihan dan ketersediaan obat atau kosmetik yang aman, yang secara tidak langsung dapat memperburuk situasi resistensi jika tidak dikelola dengan baik.

 

Kontributor: Lufita Diani Larasati, Jasmine Athiyya Arva Ma’sum (Tim Pers FKIK 2024)

Posts that may also interest you

Berita Lainnya

Pengumuman