MIU Login

Program Qoryah Thoyyibah 2025 di Desaku, Tim Prodi Farmasi FKIK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Implementasikan Fitoterapi bersama Warga Desa Junrejo

Junrejo, Kota Batu – Tim Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema Qoryah Thoyyibah di Desaku melalui pengembangan fitoterapi berbasis Komunitas. Desa Junrejo Kota Batu memiliki potensi tanaman obat (jahe, kunyit, laos dan sereh) dan masyarakat yang heterogen dengan profesi dominan sebagai petani. Tim Prodi Farmasi yang terjun ke masyarakat juga memiliki latar pendidikan yang heterogen yaitu Dr. apt. Yen Yen Ari Indrawijaya, M.Farm.Klin (Farmasi Klinis), apt. Tanaya Jati Dharma Dewi (Kimia Farmasi), M.Farm, apt. Abdul Hakim, M.PI., M.Farm (Farmasi Komunitas) serta beberapa mahasiswa.

Program ini difokuskan pada pemanfaatan tanaman obat keluarga untuk fitoterapi gangguan saluran nafas dan saluran cerna. Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat Qoryah Thoyyibah di Desaku dimulai pada Bulan Juli 2025 hingga Oktober 2025 mendatang. Kegiatan diawali pada 08 Agustus 2025 dengan melakukan koordinasi bersama pengurus desa, penyusunan strategi pemanfaatan tanaman obat, dan optimasi produk fitoterapi di laboratorium Prodi Farmasi.

Pada tahap kedua, warga desa Junrejo berpartisipasi aktif dalam pelatihan pembuatan jamu dan minyak atsiri (produk fitoterapi). Kegiatan ini diikuti oleh 50 warga serta melibatkan 20 kelompok keluarga yang secara aktif berpartisipasi pada setiap rangkaian kegiatan. Partisipasi warga dibuktikan melalui antusiasme masyarakat yang tinggi, dengan lebih dari 80% peserta hadir dan aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pre-test dan post-test. Warga tidak hanya hadir, namun juga berperan aktif dalam diskusi dan praktik pengembangan fitoterapi (https://youtu.be/GVPbFFxEjoM).

Pada tahap ketiga dilakukan monitoring dan evaluasi pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan hasil pelatihan melalui penanaman bibit tanaman obat di pekarangan rumah serta evaluasi pengetahuan warga. Melalui program ini, masyarakat memperoleh manfaat langsung berupa kemandirian dalam memanfaatkan jahe merah, kunyit, sereh, laos dan jeruk lemon dari pekarangan rumah untuk menghasilkan produk fitoterapi bagi gangguan saluran nafas dan cerna.

Pada tahap akhir kegiatan akan disusun buku fitoterapi untuk gangguan saluran nafas dan cerna oleh tim serta koordinasi dengan Maliki Apotek untuk perawatan tanaman obat di pekarangan. Hasil dan evaluasi kegiatan didapatkan (1) partisipasi warga, (2) peningkatan pengetahuan dalam memahami fitoterapi, (3) peningkatan keterampilan untuk mengolah tanaman obat menjadi jamu dan minyak atsiri, (4) kepuasan peserta terhadap kegiatan dan (5) penerapan fitoterapi dari rumah secara mandiri. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berhasil mencapai seluruh indikator keberhasilan serta memberikan nilai tambah berupa kemandirian masyarakat dalam penerapan fitoterapi. Program ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan desa yang sehat, mandiri, dan berdaya saing sesuai semangat Qoryah Thoyyibah di Desaku Tahun 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait